Efek khusus dalam film itu secara umum dibagi dua, yakni:
-Special Effect (SFX) mengacu rekayasa yang dilakukan secara
fisik dan optis (trik kamera).
-Visual Effect (VFX) yang mengacu pada rekayasa digital.
Nah, sayangnya saya nggak akan ngobrolin soal definisi,
jenis, sejarah dll. Juga nggak akan mbahas teknologi semacam software, green
screen dll. Lhah njut arep mbahas opo nek ngono, cak? :D
Saya mau mbahas ilusi sebagai alat bantu storytelling. Ini
berdasarkan pengalaman pribadi aja…Pengalaman saya ini mungkin cocok untuk anda
yang bikin film indie, micro budget, “run n gun” dll. Jangan salah ya…saya juga
itungannya gaptek parah. Jadi yang saya beber adalah hal-hal substansial. Soal
teknikal ntar kita belajar bareng. Kalo situ ada ilmu, bagi juga lah ke saya
hehe.
Jadi bagaimana cara kita memperlakukan special effect? Saya
akan memakai istilah yang lebih umum, “ilusi visual”.
Bagi saya ilusi visual adalah elemen yang penting dikuasai
untuk membantu penceritaan (storytelling). Nggak hanya bagi yang demen film
fantastik lho. Bahkan drama pun juga sering perlu sentuhan ilusi. Sebagai
contoh gini…
Saya tinggal di desa (atau kota yang nanggung). Tempat
syuting terbatas, kru cabutan dan dana mepet. Jika mau bikin film dengan
setting yang luar biasa, saya harus mikir cara bikin ilusinya. Misalnya ketika
saya mau bikin setting kota tua…nah padahal pemandangan kampung saya nggak ada
yang mirip kota tua. Gimana caranya? Saya pun ambil dinding bangunan tua
(itupun cuma sebagian) sebagai background, sisanya saya photoshop hehehe…
Lho kok nggak pakai 3D animation buat matte-nya, Cak? Kenapa
nggak pake After Effects? Kenapa nggak pakai greenscreen bla bla bla…hmm bukan soal itunya ya...beda bahasan.
Saya meyakini bahwa ilusi visual film atau efek, sebagian
besar adalah “problem solving”. Jadi bukan soal belajar software. What’s the
problem?...keterbatasan sarana. How to solve?...dengan memahami karakter ilusi
yang hendak kita bikin. Iya bener kita seringkali nggak bisa menghindari
kebutuhan mengolah gambar secara digital, tapi menurut saya penciptaan efek
khusus itu bukan melulu soal itu.
Efek khusus sekali lagi adalah soal bikin ilusi…alias
ngapusi uwong hehehe. Caranya ya terserah kita pribadi. Bagaimana kita
menyelesaikan problem bikin ilusi dengan alat dan bahan yang ada?
Setidaknya untuk menerapkan ilusi visual, saya memodali diri dengan hal-hal berikut ini:
-Pemahaman soal perspektif. Ini berguna kalau saya mau menciptakan
matte digital untuk gambar saya.
-Kepekaan soal warna dan tekstur. Ini diperlukan ketika saya
mensinkronkan dua gambar jadi satu dalam compositing digital. Gambar itu harus
sinkron baik soal warna maupun kepyur-kepyurnya (noise).
-Pemahaman animasi. Ini saya perlukan ketika membuat elemen
visual yang bergerak. Misalnya animasi burung terbang, kecoak mrambat dll.
-Pemahaman lensa dan teori optik bego-begoan. Ini diperlukan
kalau saya mau bikin trik kamera.
-Pemahaman soal pencahayaan. Ini diperlukan secara umum.
-Mainin suspension of disbelief. Nha bagian ini paling
PENTING nih..
Suspension of disbelief adalah keadaan dimana para penonton
menjadi nggak terganggu oleh sebuah tipuan. Misalnya…dalam film Jurassic Park
(1993) nggak semua special effectnya alus. T-Rex lari ngejar jeep masih
keliatan ngambang kayak animasi video game. Adegan raptor “clever girl” nubruk keliatan
kayak boneka. Tapi penonton terhibur sampai akhir. Jadi ada kondisi dimana
penonton seakan lupa dan nggak kritis lagi kalo udah terhibur ama storytelling.
You know what I mean?
Jurassic Park adalah panutan saya dalam memperlakukan ilusi
visual. Harap diketahui bahwa efek digital di Jurassic Park itu bukan pilihan
utama mereka. Sebelumnya Spielberg merasa yakin mau bikin efek dinosaurusnya
pake teknik go-motion. Lha ndilalah dia diperlihatkan teknik animasi 3D CGI
yang tergolong baru saat itu…akibatnya Spielberg memutuskan hijrah. Animator
tradisionalnya dididik ulang untuk memakai software. See? Skillnya udah ada,
selanjutnya tinggal alih peralatan. Secara keilmuan, tim SFX-nya udah punya
visi. Teknologi hanyalah alat bantu. Namun nggak Cuma di situ aja..Spielberg
masih mau repot-repot bikin boneka dinosaurus segeda aslinya. Jadi ilusi
digital dia campur ama practical. What a visionary filmmaker…iyo po ra?
Maka kalau belum paham prinsip dasar “ngapusi” secara visual,
maka saya rasa bakal sia-sia aja penggunaan software ini itu. It’s manungso behind the senjata! Toh sejak lahirnya sinema, para filmmaker
sudah main “ngapusi” kok. Mereka ngapusi untuk mengakali banyak hal. Jaman dulu
kameranya nggak seenteng DSLR loh. Pasti super duper repot nggotong tuh kamera
kesana-kemari. Jadi para filmmaker pun mulai ngakali gimana bikin background
setting palsu.
Special effects are all about….. an illusion, a suspension
of disbelief and a vision.
Woke wis…lets nggarap film maning!
+ comments + 3 comments
Oke, saya jadi lebih paham sekarang.
Thanks!
Like,thanks for u..sangat membantu
Like,thanks for u..sangat membantu
Post a Comment