Impresi Debussy: Musik yang Bercerita

Saya agak menyesal karena baru sekarang menyadari keindahan musik Debussy. Karya komposer ini agak terlewatkan dari telinga saya sejak saya mulai menyukai musik komposisional beberapa tahun lalu. Karya-karya seperti Claire de Lune, Girl With a Flaxen Hair dan Golliwog's Cakewalk memang telah lama saya nikmati tapi saya baru benar-benar tersentuh setelah mendengar Prelude to the Afternoon of the Faun (Prélude à l'après-midi d'un faune) dan Arabesque No.1.

Menurut catatan yang saya tilik dari Ensiklopedia, Debussy merupakan pelopor daripada musik modern. Dia berhasil mengeksplorasi nada-nada secara menyeluruh dan membuatnya mengalir tanpa terikat pola tertentu. Musiknya langsung menimbulkan kesan yang kuat sehingga pikiran pun tak sempat menganalisisnya. Seperti membanjiri pendengarnya dengan ribuan warna seperti titik-titik warna yang menyusun sebuah lukisan.

Seringkali kesan itu berupa visual. Saya sering terbayang garis-garis yang melingkar, sapuan kuas yang lembut, cahaya dari pemandangan yang tajam dan gerakan-gerakan mengalir alamiah saat mendengar musik Debussy. Contohnya pada komposisi La Mer. Saya benar-benar terbayang akan laut, ombak dan camarnya. Bahkan sedemikian detail kesan itu pada saya sehingga saya seakan-akan sedang berbaring di atas pasir. Ada kesiur angin meniup rumput yang menyembul dari pasir tak jauh dari tempat saya berbaring. Lalu gesekan strings yang menyeruak di antara alunan instrumen tiup itu serupa riuh rendah kicauan camar. Musik Debussy melemparkan saya dalam alam khayal yang dibawa oleh gugusan nada-nadanya. Saya sendiri lebih suka menyebut musik semacam ini sebagai musik sinematografis. Musik yang melukiskan kejadian seperti film.

Dengan demikian saya jadi maklum kenapa aliran musik Debussy disebut dengan impresionis. Kesan psikis yang dihasilkan oleh warna musiknya memang serupa benar dengan sapuan kuas para pelukis impresionis semacam Renoir, Monet, Manet, Degas dan lain-lain. Selama ini saya terlalu menikmati musik sebagai tatanan semata. Permainan nada-nada dan irama. Tetapi musik Debussy membawakan lebih dari itu. Kesan yang mendalam. Musik yang tak hanya berbunyi namun juga bercerita.

Bagi saya yang tak paham benar teori musik, kesan adalah hal yang utama. Tentu saja. Mendengar musik yang tak berkesan akan seperti menemukan sampah di jalan yang kita lewati namun kita abaikan begitu saja. Dipungut juga tidak.   

Sagan-Jogja, 29 September 2007

Artikel dengan kata kunci terkait:

Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Copyright © 2011.   JAVORA INSTITUTE - All Rights Reserved