KARIR FILM DARI NOL (part 2)

Pertanyaan umum mengenai jenis karir apapun adalah duitnya cukup nggak buat biaya hidup? 

Karir industri seni berbeda dengan kerja kantoran. Orang film yg ngantor itu kebanyakan adalah pekerja yg urusannya administratif di sebuah production house. Produser ngantornya dikit, dia banyak wara-wiri. Sutradara kerja di lapangan. Penulis bisa rebahan. Bagi yg nggak ngantor kebanyakan kerjanya freelance. Yg ngantor dapet duit gaji bulanan sedangkan freelance adalah tiap projek. 

Skala industri film saat ini macem-macem. Yg skala "kolam kecil" kerjanya mulai dari berburu lomba dan dana hibah hingga terima jasa bikin video company profile. Duitnya receh sehingga harus sering nyari projekan. Saya dapat duit dari lomba, kasih pelatihan, revenue penayangan dan projek film pendek. 

Skala "kolam besar" agak lebih baik. Circle ini bisa terhubung dengan modal dari pihak non orang film juga. Aktor yg tenar bisa memperluas sumber pendapatan dgn jadi bintang iklan, brand ambassador, ngisi acara offline dll. Personal branding dan politik orang dalam kenceng di sini. Bisa nyambung ke politik praktis dan birokrasi juga. Banyak orang film pakai leverage ketenarannya terus terjun ke politik. Maka sesuai skalanya, persaingannya lebih keras karena duitnya lebih gede dan kesempatan yg muncul darinya juga gede. 

Jika kamu berada di kolam kecil, maka cari sumber pendapatan lain non film untuk jaga keseimbangan neraca. Rencanakan dari awal niat berkarir. Jika kamu mau pindah kolam, masuki circle yg tepat tapi kamu mungkin akan mengorbankan sesuatu untuk itu. 

Seperti yg saya sebut, kerja freelance itu tiap ada projek. Bisa lho kita berbulan-bulan gak ada projek. Keep in mind. Kerja film agak mirip dengan bertani. Proses nanam beberapa hari saja tapi hasil panennya untuk beberapa bulan berikutnya. Penghasilan satu bulan kerja film idealnya cukup untuk biaya hidup beberapa bulan. Ini hal yg cukup berat untuk kaum kolam kecil karena menabung itu susah. Jadi paham kan kenapa filmmaker sukses rata-rata berasal dari keluarga berkecukupan? Karena ada biaya belajar dan tabungan. Sementara itu distribusi kesempatan seringkali tidak merata. Hanya beredar di circle tertentu saja.

Artikel dengan kata kunci terkait:

Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Copyright © 2011.   JAVORA INSTITUTE - All Rights Reserved