Review Film Jadul: Golok Setan (Ratno Timoer 1983)

Ini film genre silat fantasi yang bercerita tentang petualangan Mandala (Si Conan The Barbarian Melayu) dalam mencari pusaka bernama Golok Setan dan Kitab ilmu dewa pedang. Kitab ini berisi ilmu paling sakti dan berbahaya jika jatuh ke tangan orang yang salah (mungkin isinya ilmu membuat bom nuklir). Tentu saja kedua pusaka ini menjadi perburuan para pendekar dunia persilatan. Tak dijelaskan berapa nomor seri pusaka itu dan juga edisi berapa kitab yang jadi rebutan itu. Barang kalau laris mestinya dibuat beberapa versi.


Film Golok Setan

Nah, Mandala (yang diperankan Barry Prima) ini musuhnya banyak. Ada Ratu Buaya (Enny Christina), seorang tante girang sakti yang berdandan campuran Cleopatra dan Lady Gaga. Tiap saat Ratu ini mencari perjaka untuk di'begitu'kan. Bahkan ia tak segan-segan menculik calon pengantin untuk memuaskan hiperseksnya itu. Tante eh Ratu Buaya memiliki tangan kanan yang tangguh, yaitu Bayujaka (Advent Bangun). Bayujaka-lah yang bertugas mencari perjaka-perjaka buat si Ratu.

Setelah menolong gurunya yang habis dikeroyok para pendekar jahat, Mandala mendapat misi mencari kitab ilmu dewa pedang. Pitaloka, yang calon suaminya direbut duluan oleh Bayujaka buat sang ratu, pingin balas dendam. Jadi ia nebeng sama Mandala. Bisa dimaklumi karena Mandala punya kuda dan Pitaloka pasti males kalau pergi balas dendam sambil jalan kaki.

Di perjalanan, Mandala berhadapan dengan beberapa monster buaya yang mirip musuhnya Ultraman. Tapi dengan mudah Mandala menyikat habis cecunguk-cecunguk berkostum aneh itu.

Sampailah Mandala di depan gua. Maka ia menyuruh Pitaloka nunggu di luar dan ia akan masuk ke dalam. Kenapa Pitaloka disuruh nunggu di luar? Mungkin ia merasa dua

orang berlainan jenis kelamin nggak baik berduaan dalam gua. Apalagi di dalam gua ada pedang. Pedang dan gua bukan hal yang baik dibicarakan untuk mereka.
Sementara itu lewat "monitor" ajaib, Ratu Buaya menyaksikan perjalanan Mandala. Maka ia mengutus Bayujaka untuk menggagalkan misi Mandala. Ternyata di lokasi sudah ada beberapa pendekar yang bertujuan sama. Mereka adalah Cambuk Seribu, Gelang-Gelang Setan dan Raja Siluman Ular Merah yang tempo hari mengeroyok gurunya Mandala. Bayujaka bertarung dengan mereka dan menang.

Sementara itu Mandala telah berhasil masuk dalam gua dimana kitab ilmu dewa pedang disembunyikan. Di dalam gua, Mandala dicegat oleh sosok "cyclops". Lebih tepatnya monster bermata satu yang merupakan perpaduan antara cyclops, babi hutan dan flashdisk. Mandala membunuh cyclops itu dengan mudah. Dicolok matanya pake golok. Mandala lalu mengambil golok setan. Mungkin karena Mandala tidak menekan password, guanya runtuh begitu goloknya dicabut. Saat Mandala berhasil keluar, tahu-tahu Bayujaka sudah menyandera Pitaloka. Bayujaka meminta golok setan diserahkan kepadanya. Maka keduanya bertarung sengit.

Pitaloka juga ikut mengeroyok. Bayujaka kalah karena Mandala menggunakan golok setan. Dengan membawa luka parah, Bayujaka melarikan diri setelah mengucapkan frase klasik dalam film silat, "Tunggulah pembalasanku!"

Ratu Buaya tidak bisa mengampuni kegagalan Bayuaji. Ia harus dihukum mati. Setelah automaton buaya metal gagal menghukumnya, si Ratu lalu memanggang Bayuaji sampai tewas. Selanjutnya Mandala akan melabrak Ratu gatal ini sampai ludes.

Golok Setan adalah film laga non stop dengan bumbu fantasi. Film ini termasuk film terbaik Barry Prima di masa kejayaannya. Adegan laga, special effect dan sex scene menjadi ciri khas film se-genre pada masanya. Sayang saya nonton versi yang udah disensor sana-sini. Jadi adegan yang gory juga beberapa sex scene sudah dipangkas.

Film ini juga di-release di Amerika oleh perusahaan Mondo Macabre (yang secara khusus mendistribusikan film-film cult eksploitasi Asia) dengan judul The Devil Sword.

Jika anda ingin mengenang indahnya masa kejayaan film silat 80an, ini adalah salah satu yang cult!

Oleh: Gugun Arief Gunawan
Dikirim di grup Facebook Obrolan Layar Lebar
Tertanggal 21 Desember 2012 pukul 23:04

Artikel dengan kata kunci terkait:

Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Copyright © 2011.   JAVORA INSTITUTE - All Rights Reserved