Sepertinya loh ya…menonton film itu, sama halnya kayak
kehidupan. Don’t be too serious. Ada kalanya peristiwa-peristiwa kita periksa
mendalam (seperti ilmuwan), tapi ada kalanya kita anggap peristiwa itu biarlah
sekadar lewat asal dapet maknanya (seperti sufi…entah sufi yang mana). Tak
perlu dalem-dalem menelitinya selama kamu dapet hikmah. Don’t dig too much if
happiness is enough. Coro Jowone…asal ati ayem tentrem, ra sah jero-jero
mikire. Ya tapi itu lamunan sesat saya hehehe…
Colossal adalah film komedi kelam yang dipersembahkan untuk
anda yang sedang nggak mau ber-“jero-jero mikir” itu. Bukan berarti ini film
nggak serius ya. Lupakanlah kacamata “Nolanistik” atau “Spielbergian” anda saat
nonton film ini. Kalau anda terbiasa dengan cerita bikinan Charlie Kaufman
(Being John Malkovoch, Adaptation dan Eternal Sunshine of The Spotless Mind) mungkin ini adalah film yang akan anda sukai.
Anda demen exclusively genre kaiju, tokutsatsu, Gundam, Ultraman? Hmmm saya
nggak yakin ini film cocok buat anda. Colossal adalah film komedi (dark),
romans, fantastik dan ya…KAIJU. Kaiju adalah genre film monster raksasa ala-ala Jepang. It’s fun, “lutju tur nyenengake”.
Gloria adalah cewek yang bermasalah dengan alkohol dan
karena suatu peristiwa di masa kecil, ia punya masalah ingatan. Di New York ia
mengejar karier sebagai penulis artikel online, namun berantakan. Hidupnya makin
kacau setelah diusir Tim, pacarnya yang kaya. Pulang kampung ke pinggiran kota,
Gloria ketemu lagi dengan Oscar, teman masa kecilnya. Oscar mengelola bar
warisan bapaknya. Ia punya dua teman
yang membantunya, Garth si junkie dan Joel si ganteng culun. Baru aja dateng,
Gloria udah bikin masalah. Ia nyaris dicumbu si Joel yang sebelumnya ia flirt
duluan. Namun Oscar menaruh belas kasihan pada Gloria. Ia pun mempekerjakannya
di bar.
Di saat yang sama, sesosok kaiju (makhluk) segede monas
muncul di Seoul. Anehnya kaiju itu terkoneksi secara gaib dengan Gloria. Apapun
yang Gloria perbuat, si kaiju akan bertingkah sama persis. Tapi keduanya hanya
terhubung kalau Gloria menginjak area sebuah petak di taman dekat sekolah
jadulnya. Gloria dan kawan-kawan yang menyadari hal itu, malah menjadikannya
main-main. Begitu tahu main-mainnya mengakibatkan banyak korban, Gloria merasa
bersalah. Belakangan muncul robot besar yang gedenya sama ama kaiju tadi. Ternyata
itu adalah proyeksi dari si Oscar.
Masalah muncul ketika Gloria nggak bisa mengendalikan hasrat
impulsifnya. Apalagi kalau ia mabuk. Ia ini tipe cewek-cewek labil yang
gampangan ngeflirt tanpa mikir. Ia menggoda Joel dan tidur bersama. Oscar yang
cemburu mulai berbuat menyebalkan. Selama ini Oscar memperlakukan Gloria lebih
seperti teman daripada karyawan. Sejak hal itu, ia menunjukkan dirinya bahwa ia
adalah boss. Saat keduanya bertengkar, Oscar memanfaatkan koneksi gaibnya
dengan robot raksasa di Seoul. Ia pergi ke petak di taman dan bikin kerusakan.
Gloria tak bisa tinggal diam. Ia mengkonfrontasi Oscar. Hasilnya, penduduk
Seoul pun melihat bahwa kaiju proyeksi Gloria sedang berusaha melindungi kota
dari ancaman robot.
Masalah jadi runyam ketika Tim, mantan Gloria muncul di
kota. Ia mau balikan sama Gloria. Jadilah Oscar yang berang bin baper bertarung
dengan Gloria di petak taman. Gloria kalah. Oscar mengancam, kalo Gloria balik
ama Tim, ia bakal hancurin Seoul tiap pagi. Gloria pun bimbang antara balik ke
New York ama Tim, atau menyelamatkan Seoul. Sejak saat itu Gloria pun ngerti
bahwa Oscar nggak cuma cemburu, tapi juga punya masalah kejiwaan yang serius.
Akhirnya Gloria menemukan satu cara untuk mengalahkan Oscar
sekaligus menyelamatkan Seoul.
Sounds a weird plot?
Ya emang hahaha…
Makanya saya bilang nikmati film ini secara santai.
Ndak bisa? Masih gak paham ama filmnya?
Ya coba pemanasan dulu nonton film yang scriptnya ditulis
Charlie Kaufman deh. Not every film for everybody.
Anne Hathaway, selalu dengan “imutisitas”nya yang khas. Cuma
aja dia udah bukan eranya Princess Diary. Setidaknya Anne bikin filmnya
menyenangkan karena dialog-dialog dari naskahnya biasa aja. Garing enggak,
basah enggak. Jason Sudeikis sebagai Oscar? Biasa aja. Dan Stevens sebagai Tim
juga biasa aja. Kayaknya magnet film ini selain nama Anne Hathaway adalah si
kaiju itu sendiri. Saya mah suka karena saya kan penggemar kaiju. Sutradaranya
orang Spanyol, Nacho Vigalondo juga belum terkenal amat. Tapi ia pernah bikin
film thriller soal time travel yang bagus. Judulnya Los Cronocrímenes.
Soal plotnya? Well, it’s funny. Filmnya lucu-lucu aneh.
Gimana coba dua orang baper lagi bertengkar bikin monster segede Gaban gelut ama
robot raksasa dan ngehancurin kota. Cuma jangan berharap adegannya bakal
ancur-ancuran ala Pacific Rim. Karena kaiju dan robot itu cuma proyeksi dua
orang baper, ya mereka tarungnya kayak sepasang pacar amuk-amukan.
Colossal (mirip ama karya Kaufman) adalah film yang
bermain-main dengan konsep. Ndak ada tema besar substansial di sini. Sebenarnya
intinya sih cuma film cewek kacau yang jadi pahlawan penyelamat kota (what the
fuck…). Film ini mengajak bercanda dengan cara yang aneh. Jadi kalo anda nggak
punya bibit “aneh” kemungkinan sukar menghibur anda. Kalo saya emang aneh jadi
ya girang bukan kepalang nonton ini. Well…kaiju and Anne Hathaway! Bayangin
siapa coba yang mau bikin film kayak gini. Seabsurd apapun sinetron laga kolosal
fantasy di TV, saya pikir mereka nggak akan sejauh itu bikin film yang mau menampilkan
Chelsea Islan dengan lembusora di layar lebar, dengan sutradara Joko Anwar misalnya.
Kayaknya hanya Hollywood yang mahir serius dalam bermain-main.
Trus apa dong bagusnya?
-Lucu, menghibur
-Kalo anda fans Anne ya mungkin anda betah
-Kaijunya imut, robotnya jelek
Kurangnya?
-Dialog yang mengkal, nggak garing nggak basah, ndak
memorable
-Ndak ada tema substansial yang mendalam, soal cinta atau
apa kek…kosong
-Di bagian akhir compositingnya kasar. Cukup mengganggu
polesan cinematic yang dibangun dari awal. Mungkin yang nggarap anak magang.
Kesimpulan umum?
Menghibur…tapi ya jangan berharap banyak J pokoknya ada kaiju
saya udah bahagia.
Post a Comment