19 Plot Device and Literary Techniques: Bikin cerita film kita lebih asyik

Plot device adalah, gampangnya, sesuatu yang berfungsi menggerakkan cerita. Semacam “alat” dalam bercerita untuk mengarahkan pikiran pembaca/pemirsa. Plot device bisa saja membuat cerita lebih menarik, asyik, nggak mudah ditebak atau justru malah bikin bosan. Semua tergantung cara penulis mengolah cerita.

Literary technique adalah cara atau teknik bercerita. Ada cara bercerita urut dari awal hingga akhir, ada pula cara bercerita dengan mencuplik bagian akhir, lalu ke awal kejadian kemudian lompat ke bagian lain dan sebagainya.


Untuk membuat cerita menarik, kita bisa menggunakan cara manapun dengan memanfaatkan plot device yang umum.

Berikut ini 19 plot device dan literary technique yang sering dipakai dalam film (atau novel juga sih). Fokus saya adalah film karena saya emang filmmaker dan ini adalah blog berbau film J Maka sengaja saya jadikan dalam satu daftar.

1)      Flashback: Menceritakan apa yang terjadi di masa silam yang penting bagi kejadian sekarang. Contoh film dimana ada flashback adalah di film Titanic ketika Rose bercerita masa lalunya di kapal Titanic.

2)      Reverse chronology: Bercerita dengan cara mundur. Misalnya beberapa bagian dalam film Memento karya Christopher Nolan.

3)      In medias res: Cerita bermula dari pertengahan cerita di mana banyak hal belum jelas akan diterangkan secara perlahan lewat flashback. Sementara itu cerita terus berjalan ke depan tanpa penonton tahu akhirnya bagaimana. Misalnya film Inception karya Christopher Nolan

4)      Flash forward: Menceritakan kejadian di masa depan yang kemudian diperinci proses menuju ke sananya. Misalnya film Cinema Paradiso karya Giuseppe Tornatore.

5)      Non-linear: Cerita terbagi dalam fragmen acak sehingga penonton harus menghubungkan sendiri. Dipakai untuk menciptakan twist karena ada keping cerita belum terbaca pada awal. Umum di film detektif semacam Sherlock Holmes namun juga ada di film drama misalnya 500 Days of Summer karya Marc Webb.

6)      Narative hooks: Kunci cerita yang membuat penonton bertahan menikmati. Biasaya sangat terasa di serial TV. Misalnya serial Desperate Housewife. Setiap serial berakhir, pasti ada clue yang membuat kita seakan “terpaksa” menantikan kelanjutannya. Di film panjang (feature), adanya satu hal yang belum “selesai” membuat penonton merasa harus terus menonton hingga selesai.

7)      Foreshadowing ala Chekov Gun: Memperlihatkan sesuatu yang terlihat tak penting di awal cerita lalu tidak diceritakan lagi. Belakangan ternyata itu elemen yang vital di bagian lanjut cerita. Contohnya topi dalam film The Prestige karya Christopher Nolan.

8)      Frame story: Cerita dalam cerita. Contohnya kisah 1001 Malam.

9)      Ticking clock scenario: Cerita dimana waktu dibatasi bagi tokoh untuk menyelamatkan diri. Misalnya film Speed yang disutradarai Jan De Bont.

10)  Red herring/umpan palsu: Penonton diarahkan menuju satu kesimpulan yang nantinya bakal salah. Sering dipakai dalam film detektif atau thriller. Penonton dibawa percaya bahwa seorang tokoh merupakan pelaku kejahatan padahal sebenarnya pelakunya adalah orang lain. Misalnya film Scream karya Kevin Williamson.

11)  Deux Ex Machina: Semua masalah pelik dimentahkan dengan hadirnya orang ketiga yang menyelesaikan persoalan dengan gampangnya. Misalnya kehadiran Gandalf di saat genting dalam trilogi Lord of the Rings karya Peter Jackson.

12)  Cliffhanger: Cerita yang endingnya menggantung.

13)  Penghubung tak berguna/benang hijau/mata rantai yang copot: Satu hal atau benda yang menghubungkan banyak kejadian yang tak secara langsung berhubungan. Misalnya film Babel karya Alejandro González Iñárritu.

14)  Time loops: perulangan waktu yang mewujudkan kejadian baru. Misalnya film 12 Monkeys karya Terry Gilliam.

15)  Twist: Puntiran kejadian sehingga penonton jadi salah duga. Contoh film yang ada twist adalah A.I. yang disutradari Steven Spielberg.

16)  Anagnorisis: Ketika protagonis menyadari identitas sebenarnya dari dirinya yang merupakan penjelasan dari misteri-misteri di awal mula cerita. Misalnya film Fight Club karya David Fincher.

17)  Unreliable narrator: Adanya tokoh yang berbicara bohong di awal cerita, membawa penonton percaya itu adalah kejadian yang sedang terjadi dalam cerita. Contohnya film Usual Suspect yang disutradarai Bryan Singer.

18)  Peripeteia: Pembalikan nasib secara tiba-tiba namun logis sehingga menjadi semacam twist. Misalnya pembalikan nasib karakter utama dalam film Kungfu Hustle karya Stephen Chow.

19)  MacGuffin: Suatu hal yang menjadi motivasi karakter untuk dikejar. Bisa juga ia merupakan sebuah benda yang diburu oleh para pelaku cerita untuk menyelesaikan suatu misi. Hal ini menjadi penentu jalan cerita. Disebut juga plot coupons jika benda itu ada beberapa dan harus dijadikan satu agar berfungsi. Contohnya film Lord of The Rings (yang disatukan adalah cincin sakti) dan serial animasi Dragon Ball (yang disatukan adalah bola naga).

Nah, tujuan saya mengumpulkan 19 point ini adalah untuk membantu anda, penulis film indie, dalam membikin cerita yang semakin asyik. Karena saya adalah pembikin bukan kritikus, jadi jangan nanya judul film tertentu terus itu menggunakan teknik atau device yang mana ya hehehe...


Artikel dengan kata kunci terkait:

Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Copyright © 2011.   JAVORA INSTITUTE - All Rights Reserved