Wawancara dengan Isaac Nabwana dari WAKALIWOOD, filmmaker Uganda (Bahasa Indonesia)

Begitu tahu caranya bagaimana Robert Rodriguez bikin El Mariachi, langsung saya melantik diri sebagai murid tak sah-nya. Kebanyakan dari film saya emang niru caranya Rodriguez yang penuh akal-akalan. Setidaknya saya dan Rodriguez punya beberapa kesamaan: tinggal di kota kecil (atau malah ndeso), peralatan terbatas, passion bikin film panjang dan demen film laga. Rodriguez bikinnya tahun 1992 sedangkan saya mulainya tahun 2010. Yah, saya emang juniornya.


Next Robert Rodriguez from Uganda.

Robert Rodriguez. Source: www.fedora.com
Filmnya Rodriguez's jadi legenda sedangkan film saya payah....kasihan bener :D
Gak papa lah. Yang penting saya belajar banyak dari Rodriguez. Kalo Rodriguez namain jurus filmmakingnya Mariachi style, saya namian punya saya Wlingiwood style...Wlingi kota tinggal saya. 

Rodriguez was shooting El Mariachi. Source: www.collider.com
Lalu pada 2014 saya nemu clip di Youtube, isinya orang teriak...TEBAATUSASULA!!! lalu jurus-jurus Kungfu dan aksi laga gila-gilaan. Saya baca ini film mana dan heeeeh? Uganda? Saya tahu Uganda cuman karena Idi Amin. baru tahu orang Uganda bisa bikin film ginian. Murah, gila dan keren. 

View of a place in Uganda. Source: Isaac Nabwana's facebook album.
Nggak cuman itu. Ternyata mereka bikinnya juga hebat...malah lebih ngeri daripada caranya Rodriguez. Belum lagi mereka sebut komunitasnya (atau semacam studio)...Wakaliwood. Wakaliwood? Kok kedengeran kayak Wlingiwood ya? :D wow! This is cool!

langsung deh saya samperin si biang kerok di belakang semua ini...Isaac Godfrey Geoffrey alias Isaac Nabwana. Kita chatting dikit via facebook.

Langsung kepikiran...kayaknya nih bakal jadi Rodriguez saya (baca: panutan semangat) berikutnya. Gilanya...semangat dan passion dia melebihi yang Wlingiwood lakukan di sini...Rodriguez aja mungkin kalah. Bayangkan....bikin film di Uganda dengan sarana minim namun talent potensial banyak. Wlingiwood aja gak punya sebanyak itu.


Isaac Nabwana in action. Source: Isaac Nabwana's facebook album.
Lantas di facebook page mereka nawarin wawancara buat dimuat di blog...dan gratis. Kebetulan kan udah ada blog gratisan kayak yang kalian baca ini. langsung saya sambut tawarannya. Gini ini hasilnya. Harapannya kita bisa belajar dari manusia gila kreatif gini.

Talents from Wakaliwood
Gugun: Halo, Masbro. Piye kabar sampeyan n Wakaliwood?

Nabwana: Ha ha ha. Apik wae, Mas! Terus berkarya. Sekarang kita juga punya teman baru dari Indonesia dan mulai sibuk mikirin hancurin negara kalian lewat film. Cuman temen loh yang kita gituin.

Gugun: Keren banget lho karya sampeyan. Langsung saya ngefans ama situ hahaha...Bro, ini awalnya gimana sih? Inspirasi dikau buat bikin film itu siapa?

Nabwana: Oh iya toh? Inspirasinya Abangku sendiri, Bro. Dulu dia sering ngintip ke gedung video (tempat biasa nonton film, mungkin semacam bioskop video atau apa lah gitu). Jaman itu saya masih kecil. Lalu kalo pulang dia biasanya cerita ulang soal filmnya. Film action yang dibintangi Buddy Spencer dan Chuck Norris. Saya terkesan banget sama cara dia cerita, jadinya saya pingin banget bisa bikin film.

Nabwana writing script. Source: Isaac Nabwana's facebook album.
Gugun: Dulu belajar bikin film gimana, Mas? Yang ngajarin special effects, ngoperasiin camera, makai softwares dll. siapa?

Nabwana: Wah, susah tenan neng kene, Uganda iki, Bro. Apalagi 9 tahun silam pas aku mulai. Yang punya kamera dikit dan yang bisa ngajarin apalagi. Lalu saya kursus sebulan reparasi komputer jadi biar saya ntar bisa ngrakit komputer sendiri buat editing. Saya juga kerja keras bikin bata (heh beneran, bro?) buat beli kamera. Kita mah otodidak, bahkan soal After Effects juga. Internet payah di sini jadi cuma dikit tutorial yang bisa dipelajari.

Gugun: Kalo alat film kayak slider, jib, tripod, lighting etc itu gimana bikinnya?

Nabwana: Yang bikin Dauda Bisaso, aktor laga kita di sini tapi juga tukang props. Dia yang bikin senjata, dolly, jibs dll. Kita dapet rongsokan besinya di ghettos sini, kita utak-atik. Disain dia dapat dari internet and ngakalin biar dibikin lebih bagus.

Gugun: Dapat talents darimana, Masbro? Mereka juga passion kayak sampeyan, nggak?

Nabwana: Wah, kita semuanya passion, Mas. Ada yang dateng jauh-jauh dari Uganda cuman buat ikutan film action sini. Nggak semua dari kita sama bahasanya, tapi kita disatukan oleh cinta pada film. Lha itu Si Alan Ssali datang dari New York City buat ngikut Wakaliwood doang.

The community. Source: Isaac Nabwana's facebook album.
Gugun: Kalian belajar Kungfu gimana sih? Yang nglatih siapa? kalian atlet bukan ya, soalnya kok Kungfu-nya keren! Saya tahu soalnya saya kan juga pernah main Kungfu hahaha

Nabwana: Bukenya Charles itu Master Sifu di Wakaliwood. Dia jadi Bruce U (Uganda's Bruce Lee) di film Captain Alex, dan jadi Pakde Benon di film Return of Uncle Benon (cooming soon). Kita temenan dari kecil. Dia gila Kungfu, aku gila film. Dia belajar dari nonton film dan dari majalah Cina. Sekarang dia jadi pendiri Uganda's International Kung Fu Team dan jadi bintang film laga di Wakaliwood!

Wakaliwood kid in action. Source: Isaac Nabwana's facebook album.
Gugun: Masbro kerjanya sehari-hari buat nafkahin keluarga apa? Masbro kan udah nikah n punya anak. Susah nggak tetap mempertahankan passion di filmmaking passion sementara harus kasih makan keluarga?

Nabwana: Film kita itu dibikin dengan passion dan minim duit. Susah, Bro cari duit di sini. Aku kadang buat videoklip, nyuting manten atau dokumentasi acara kelulusan sekolah. Nggak banyak sih dapetnya. Pembajakan bikin jualan film di Uganda sini susah..

Ramon Film Productions, owned by Nabwana. Source: Isaac Nabwana's facebook album.
Gugun: Ceritain dikit dong, Mas soal proyek terbarunya n hal keren apa nih yang bakal muncul ntar?

Nabwana: hahaha Tebaatusasula: EBOLA tuh rencana international film kita yang perdana! Pengennya sih fans Wakaliwood dan fans action seluruh dunia ikutan film kita ini. Kalian bisa kok jadi bintang laga film Ugandan tanpa musti pergi dari rumah. Kalian cuma syuting aja adegan kalian modar ntar kita masukin di film. GRATIS. Kalian lalu jadi bintang laga film Uganda. Fans keren dari Indonesia udah ada lho yang kirim video. Udah kita taruh juga tuh di film. Nih dia! Keren! 



Gugun: Rencana terdekat ngapain, Masbro? Ikutan festival internasional ato gimana?

Nabwana: Ya. Kita pengen sih bawa film kita ke dunia, lantas bikin orang-orang dari negara lain main ke Uganda, ke komunita skita. Cuma ya itu, Bro...duit ama visa yang jadi masalah. Kita pingin ama film kita ikutan ke festival tapi susah dapet visa. Kita juga udah diundang tapi ya itu...nggak bisa dateng deh kita.

Gugun: Suwun banget, Masro. Terakhir boleh gak minta foto spesial? Ada foto kamu dengan tulisan..."From IsaacNabwana of Wakaliwood to Gugun Ekalaya and Wlingiwood Filmmakers!" :D mau takjadiin jimat hahaha

Nabwana: No problem!!!! hahhahahaha Commando!

Catatan keras: Terjemahan wawancara ini telah ditulis ulang dengan adaptasi sana-sini. Bukan terjemahan mentah-mentah. Biar greget. Kalau mau baca aslinya di sini: 
http://gugunekalaya.blogspot.com/2015/03/interview-with-isaac-nabwana-of.html

Begitu deh. Kalo mau lihat salah satu trailer film mereka di sini:



Dan ini mini dokumenter tentang Isaac Nabwana:







Artikel dengan kata kunci terkait:

Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Copyright © 2011.   JAVORA INSTITUTE - All Rights Reserved