Kalo biasanya saya ngreview film, sekarang saya ngreview
musik deh. Tetap gak jauh dari film juga sih… saya mo ngobrolin musik film.
Siapa dan apa yang mau kita obrolin?
![]() |
Sehat terus ya, Mbah! |
Yak inilah dia Ennio Morricone, komposer musik film kelas
dewa yang di-underdog-in ama Hollywood (baca Academy Award) bertahun-tahun.
Buat anda yang masih asing sama namanya, berikut saya kasih rekomendasi 7 besar
karya musiknya untuk berkenalan. Saya tuliskan juga kapan dan kenapa musik
tersebut perlu didengarkan.
7. OST My Name is Nobody : Dengarkan saat anda lagi
gembira.
Ini musik untuk film koboi tapi nuansanya komedik.
Aransemen musiknya ngepop kayak balada. Dominan gitar dan flute plus backing
vocal. Mendengarnya saat anda jalan-jalan, makan bersama atau peneman istirahat
sangatlah cocok.
6. Rabbia e Tarantella dari film Allonsanfàn : Dengarkan saat anda mau perang.
Ini musik gagah. Filmnya nggak terkenal tapi musiknya legend banget. Dipakai di filmnya Tarantino juga. Orkestrasinya dominan alat gesek. Kalau anda mau maju
skripsi atau tesis, ini bisa menaikkan level kemantaban hati. Bayangkan anda seorang
Jendral jaman Perang Dunia II hendak memimpin pasukan tempur lawan NAZI.
5. Main theme of Cinema Paradiso : Dengarkan saat anda
jatuh cinta.
Cinema Paradiso adalah film yang indah meski ada
pedihnya. Mendengarkan musik yang manis ini akan menyelimuti hati anda. Musik
ini dibikin banyak versinya, dan semuanya indah. Ada yang trumpet (oleh Chris
Botti), Cello (oleh Yo-Yo Ma) dan lain-lain. Aslinya berupa orkestrasi strings, piano dan alat tiup. Musik ini membuai. Bahkan saat
anda sedih ia akan membelai. hati-hati melekatkan memori pada musik ini. Musik ini terlalu indah untuk anda tempeli kenangan buruk.
4. OST A Fistful of Dollars : Dengarkan saat anda sedang berpetualang
atau ingin semangat berjuang.
Musik yang sangat beraroma koboi ini cocok untuk anda
senandungkan di atas kuda. Kalo sekarang ya di atas motor lah. Musiknya berupa petikan gitar dengan arpeggio dan slur mengiringi siulan. Sesekali ada ketukan dan suara lonceng. Lalu ada vokal choir "We can fight" yang kayaknya ditiru ama lagu soundtrack film-film Kungfu jadul. Tetapi yang jelas musiknya "ngoboi" banget. Serasa anda akan
dikawal oleh semangat gembira, siap mendapat pengalaman baru yang berharga.
Anda siap menjelajahi kemungkinan-kemungkinan baru, orang-orang baru dan
tantangan baru. Selain Rabbia e Tarantella tadi, ini juga merupakan musik
perjuangan yang bergairah.
3. Theme from Once Upon a Time in The West : Dengarkan
saat anda belajar sesuatu yang berharga dari suatu kehilangan.
Ini musik sedih, menyayat sekaligus menambal luka.
Diiringi gesekan dawai, suara soprano dengan register tinggi mengalun. Mungkin
pas menemani kesedihan anda saat kehilangan, ditinggalkan atau dikhianati. Hati-hati,
ini bisa membuat anda sembuh (dengan membongkar perihnya) tapi bisa juga malah
bikin depresif. Kalau rasa anda benar-benar pas, anda bisa menitikkan air mata.
Jangan sok tegar. Musik ini bisa mengiris lembaran tipis yang menutupi hati
anda. Kalau anda mampu meresapi daya sembuhnya, musik ini seolah menyampaikan;
sekelam apapun badaimu, kau akan jumpai mentari baru di ufuk sana. Just keep
walking there.
2. Un Amico dari film Revolver : Dengarkan saat anda ingin
menyembuhkan hati.
Sama kayak musik dari Once Upon A Time in The West. Ini
musik yang menyimpan obat juga racun. Ada versi vokalnya juga. Anda yang mau
sembuh mungkin terbantu. Tapi hati-hati, ini juga bisa bikin depresi. Naik
turunnya dinamika melodinya, bisa bikin air mata anda tumpah. Musik ini juga
dipakai ulang oleh Quentin Tarantino di Inglourious Basterds, di sebuah adegan
yang tragis.
1. Gabriel’s Oboe dari film The Mission : Dengarkan saat
anda sedang ingin merenungkan hidup.
Musik ini bernuansa teduh, menenangkan. Anda bisa merenungkan hal-hal yang telah anda hadapi, alami dan pelajari. Musik ini menjadi katalisator emosi, membuat jiwa anda tersucikan. Anda akan semangat menjadi orang yang baru dan belajar dari kepahitan. Ini musiknya relijius, karena memang dari film religi.
Tapi anda tak usah kuatir bakal kena pendangkalan akidah. Musik Morricone
berbicara secara universal. Aslinya pakai oboe tapi penyanyi Sarah Brightman
bikin versi vocalnya juga. Itu awalnya nggak dikasih ijin sama Morricone tapi
dia ngeyel merajuk terus sampai Morricone eneg.
Dan makin tenarlah musik The Mission itu ke mana-mana. Anehnya pada 1986 juri
Academy Award menyepelekannya.
Nah, silakan mulai dari manapun sesuka anda. Yang di luar
list ini bukan berarti kurang bagus lho. Saya tuh sebenarnya malah susah
mencomot 7 gini. Lha hampir semua musik Morricone itu bagus. Dengar aja coba…lalu
ceritakan kesan yang anda rasakan.
Okay, setelah anda cobain tuh satu per satu rekomendasi saya, mungkin anda perlu tahu sekilas profil sang maestro.
Morricone lahir 10 November 1928 di Italia. Sejak 1946
Morricone udah bikin musik setidaknya ada 500 musik baik film bioskop maupun
televisi. Itu belum termasuk 100 komposisi klasik yang bukan score (musik
film). Perlu anda tahu juga, Moriconne juga pernah bikin musik buat Piala Dunia.
Official World Cup music theme tahun 1978 itu karyanya.
Morricone terkenal sebagai peletak dasar “musik film
koboi” yang dikenal dengan genre “Spaghetti Western”. Musiknya telah menjadi
legenda bareng sama filmnya. Contoh yang terkenal jelas musik buat film-film
Sergio Leone seperti The Good, the Bad and the Ugly, A Fistfull of Dollars dll..
Itu film-film yang mengawali tenarnya Clint Eastwood. Kalo anda tertarik ama
film koboi ala Italia tersebut coba deh tonton. Anda akan dapat pengalaman
sinematik klasik dan keren, juga musik hebat dari Morricone.
Morricone tak cuma hebat di Italia. Ketenarannya
menggaung di Eropa dan Amerika. Film-film legendaris tahun 70 hingga 90-an
banyak yang memakai karyanya. Meski begitu, Morricone nggak kunjung dapet piala
Oscar. Kalo di Eropa sih dia udah dapet banyak penghargaan. Cuma juri Oscar aja
yang seleranya “meslek”. Yang bikin saya gregetan, tahun 1986 komposisinya
untuk The Mission kalah ama Herbie Hancock. Padahal sejarah menunjukkan bahwa
musik The Mission lah yang terus bergaung sampe saat ini.
Kendati sering dapet nominasi, Moriconne nggak pernah
menang Oscar. Yo kagak patek’en sih.
Lha wong dia udah hebat tanpa dikasih piala apapun. A true maestro. Baru pada
2007, dia dapet Oscar. Tapi bukan lewat kompetisi. He received the Academy
Honorary Award " for his magnificent and multifaceted contributions to the
art of film music." Ya lumayan lah.
Baru deh, tahun 2016 Morricone dapet Oscar untuk musik
filmnya Quentin Tarantino, The Hateful Eight. Sebelumnya Tarantino demen banget
nyomot score-nya Morricone yang lawas-lawas untuk ia pake di filmnya. Ya Oscar
sih gak usah dipeduliin amat. Lagian ia juga dapet Grammy Awards, Golden
Globes, BAFTAs, David di Donatello, Nastro d'Argento dll. Udah lumayan banyak
dan tetap tak sebanding dengan keagungan karya-karyanya.
Morricone saya bilang adalah "Mozart, Beethoven, Bach atau siapalah.." pokoknya penjaga musik sastra pada masanya. Di jaman ini, kita punya Ennio Morricone. Musik yang ia gubah tahun 70an sampe sekarang tetap enak
didengar. Maestro ini memang terdidik ala tradisi konservatori musik klasik
Eropa. Dia tak hanya menulis tapi juga mengorkestrasi dan meng-conduct musiknya
sendiri. Sungguh luar biasa. Usianya saat ini udah mendekati 90 tapi masih aktif. makin sakti aja. Semoga Mbah Morricone sehat selalu.
Kesimpulan saya untuk musiknya Ennio Moriconne....
Indah, dalem, abadi dan khas.
Mendengarnya seakan terus bergaung di lipatan waktu, sudut-sudut ruang dan
labirin benak.
Post a Comment