Selama 4 tahunan, saya amati film yang dibintangi Aamir Khan
selalu beda dengan tipikal film Bollywood pada umumnya. Drama, nyanyi, njoged,
gelut dan cinta….sebuah kelengkapan genre “masala” yang khas India. Tapi film
Aamir selalu beda. Tema yang tidak umum, storytelling yang asyik dan tentunya
totalitas Aamir Khan membuat saya selalu “terpaksa” menengok film dia. Ya tapi
saya jelas nggak sebrutal konco almamater saya si Mahfud Ikhwan lah ya. Jadi
kalo anda termasuk orang yang setengah hati suka sama Bollywood, maka siapa
tahu mata saya bisa mewakili anda hehehe…
![]() |
"Jaggu..Jaggu...kamu kenapa kamu pakai baju? Kok nggak kayak di planet saya?" "PK... gue gampar mulut lo!" PLOKKK! |
PK adalah film komedi
satir soal agama. Saya nonton film ini setelah 3 Idiots dan Taare Zameen Par. Jadi
kesan akan kecemerlangan filmnya Aamir masih fresh-freshnya.
Aamir Khan berperan sebagai alien bugil sixpack dari planet
antah berantah. Profesinya di sono adalah ilmuwan “alienologi” yang wilayah
kerjanya antar galaksi. Suatu ketika si alien ini ditugasi nyelidikin bumi. Ndilalah
turunnya di Rajastan India. Ya bosen lah turunnya di Amerika melulu dan urusan
ama Steven Spielberg. Alih-alih dapat kesan ramah-tamah yang mungkin hanya bisa
ia dapat kalo turun di Indonesia, ia malah ketemu pria jahat yang menjambret kont...eh remote controlnya. Maklum aja, remote controlnya mirip kalung permata. Untung
aja ia nggak diperkosa. Kalo diperkosa saya bakal stop nonton film ini
seketika.
Walhasil si alien pun kelabakan mencari remote controlnya di
mana-mana. Terpaksalah ia belajar bahasa manusia. Karena ke-O’on-annya, ia
banyak bikin masalah di masyarakat bumi. Itulah asal si alien dapat julukan PK.
PK dibaca pee-kay (pi-key) yang artinya mabuk… atau bisa juga kita artikan “piye
karepe?”. Soalnya emang nih Alien tingkah lakunya kagak jelas “karepe arep piye”.
Petualangan besar PK dimulai ketika ia harus mencari Tuhan
karena orang-orang yang ia tanya soal barangnya bilang, “Hanya Tuhan yang
tahu.” Lantas alien yang berperadaban maju beberapa juta "stop" dari
manusia ini mengartikannya secara harfiah. PK mengikuti ritual semua agama yang
ia temui. Nggak tahu di planet asalnya ini ada agama apa enggak. Yang jelas dia
ikut aja apa kata orang soal Tuhan. Andai dia lahir di Indonesia sih enak.
Dapat warisan.
Petualangan PK antara lain juga mempertemukannya dengan orang
bumi yang baik. Jaggu, seorang cewek hidung “mbangir” (ya jelaslah cewek India
non Dravida) yang sedang bermasalah dengan hubungan cinta antar budaya dan
agama. Sebenarnya, di saat yang sama ketika PK tiba, Jaggu (Anushka Sharma) yang
India Hindu lagi ada hubungan “yang-yangan” Sarfaraz (Sushant Singh Rajput)
yang Pakistan muslim. Hubungannya sudah diprediksi bubar sama seorang
enterpreneur dukunisme bernama Tapasvi. Galaulah si Jaggu.
Sementara itu PK yang tak kunjung dapat nemu jawaban atas
remotenya ini juga ikut-ikutan galau. Cuma di level spiritualitas yang beda.
Jaggu galau pacar, PK galau Tuhan. Tuhan mana yang bisa menjawab di mana
remote-nya? Lalu PK pun membongkar banyak keyakinan mapan untuk mempertanyakan.
Kurang lebih PK nanya, “Kamu yang sok ceramah soal Tuhan itu emang kamu punya
akses langsung ke nomor telpon-Nya?”
Dan begitulah premis film ini dibangun. Do we dial the
right number?
Oke, my reviews, guys sedulur kabeh….
APIKE
Filmnya menghibur. Jajaran
castnya prima. Akting Aamir Khan nggak mengecewakan amat. Darimana pula ide alien bugil ya? saya jadi inget adegannya Terminator (Sutradara James Cameron). Anoushka Sharma pun
sexy dengan bibir (yang mungkin udah diphotoshop ama pisau bedah nggak tauk
deh) juga cleavage-nya yang nauudzubillah indah merekah. Sanjay Dutt (tak
kusangka-sangka) nongol dengan keren meski cuma sebagai peran pembantu. Gila!
Aku kok bisa nggak ingat ama aktor India yang pertama kukenal ini.
Satu kalimat yang saya garis bawahi. PK mempertanyakan
bagaimana mungkin manusia membela Tuhan? Semesta ini begitu besar dan bumi ini
Cuma setitik kecil. Tuhan yang pastinya lebih besar dari alam semesta ini mau
dibela oleh sekumpulan organisme yang kecil banget compared with all of the
universe? Come on, guys…Tuhan tak mungkin dibela oleh manusia! Mungkin gitu
kata hatinya PK.
O’owwww ini mulai sensitif yak! :D kalimat serupa pernah
diucapkan Gus Dur dan langsung deh Gus Dur dikafirkan hehehe …Sudahlah….nggak
usah mancing perkara lagi.
KURANGE
Horizon harapan saya begitu nanjak karena saya memang suka
banget tema-tema spiritual dan agama. Begitu nonton saya langsung pasang muka
lempeng…is that all? Mung ngono kuwi thok,
guys? Mungkin saya terlalu berharap banyak.
Minusnya PK menurutku ada beberapa hal…
Pertama sosok si alien yang karakternya lebih mirip Forrest
Gump. Mungkinkah di planet asalnya kemampuan mencerna majas bukan merupakan
bagian dari kecerdasan? Soalnya nih si alien lugunya nggak ketulungan. Lihat
aja! Betapa bingung dia nyari Tuhan yang “benar” di bumi. Bangsa alien yang
mampu bikin UFO mirip awan kinton-nya Dragon Ball, ternyata bego banget dalam
memahami spiritualitas bumi hehehe…
Kedua kritiknya yang nanggung. Ia cuma ngritik pemberhalaan
Tuhan dan agama di level permukaan sih. Simbol yang dipake di film ini
kebanyakan juga jarang menyinggung umat yang itu. Itu. Ya..saya nggak enak
ngomongnya karena saya bagian dari itu hehehe. Tapi saya paham. Karena umat
yang itu (ya saya juga masuk) level lugunya mirip ama PK. Lugu tapi level
kekerasannya mirip ama alien dari film Mars Attack-nya Tim Burton. Daripada kena demo kan ya main aman aja…
So, kesimpulanhe
gimanahe? Ki filmhe apikporahe? Piye karepe? (sorry lagi ngelatih bahasa
India saya)
Well, it’s fun, good, entertaining but agak nanggung kalo
ngritik. Tapi siapa tahu ada sekuelnya. PK tapi cewek....dan turun ke bumi bugil juga...(maunyaaaaaaa...)
Tontonlah PK…meski jogednya nggak sebanyak biasanya film India.
Post a Comment