PK (Rajkumar Hirani 2014), satirical Bollywood movie

Selama 4 tahunan, saya amati film yang dibintangi Aamir Khan selalu beda dengan tipikal film Bollywood pada umumnya. Drama, nyanyi, njoged, gelut dan cinta….sebuah kelengkapan genre “masala” yang khas India. Tapi film Aamir selalu beda. Tema yang tidak umum, storytelling yang asyik dan tentunya totalitas Aamir Khan membuat saya selalu “terpaksa” menengok film dia. Ya tapi saya jelas nggak sebrutal konco almamater saya si Mahfud Ikhwan lah ya. Jadi kalo anda termasuk orang yang setengah hati suka sama Bollywood, maka siapa tahu mata saya bisa mewakili anda hehehe…

"Jaggu..Jaggu...kamu kenapa kamu pakai baju? Kok nggak kayak di planet saya?"
"PK... gue gampar mulut lo!" PLOKKK!

PK  adalah film komedi satir soal agama. Saya nonton film ini setelah 3 Idiots dan Taare Zameen Par. Jadi kesan akan kecemerlangan filmnya Aamir masih fresh-freshnya.

Aamir Khan berperan sebagai alien bugil sixpack dari planet antah berantah. Profesinya di sono adalah ilmuwan “alienologi” yang wilayah kerjanya antar galaksi. Suatu ketika si alien ini ditugasi nyelidikin bumi. Ndilalah turunnya di Rajastan India. Ya bosen lah turunnya di Amerika melulu dan urusan ama Steven Spielberg. Alih-alih dapat kesan ramah-tamah yang mungkin hanya bisa ia dapat kalo turun di Indonesia, ia malah ketemu pria jahat yang menjambret kont...eh remote controlnya. Maklum aja, remote controlnya mirip kalung permata. Untung aja ia nggak diperkosa. Kalo diperkosa saya bakal stop nonton film ini seketika.

Walhasil si alien pun kelabakan mencari remote controlnya di mana-mana. Terpaksalah ia belajar bahasa manusia. Karena ke-O’on-annya, ia banyak bikin masalah di masyarakat bumi. Itulah asal si alien dapat julukan PK. PK dibaca pee-kay (pi-key) yang artinya mabuk… atau bisa juga kita artikan “piye karepe?”. Soalnya emang nih Alien tingkah lakunya kagak jelas “karepe arep piye”.

Petualangan besar PK dimulai ketika ia harus mencari Tuhan karena orang-orang yang ia tanya soal barangnya bilang, “Hanya Tuhan yang tahu.” Lantas alien yang berperadaban maju beberapa juta "stop" dari manusia ini mengartikannya secara harfiah. PK mengikuti ritual semua agama yang ia temui. Nggak tahu di planet asalnya ini ada agama apa enggak. Yang jelas dia ikut aja apa kata orang soal Tuhan. Andai dia lahir di Indonesia sih enak. Dapat warisan.

Petualangan PK antara lain juga mempertemukannya dengan orang bumi yang baik. Jaggu, seorang cewek hidung “mbangir” (ya jelaslah cewek India non Dravida) yang sedang bermasalah dengan hubungan cinta antar budaya dan agama. Sebenarnya, di saat yang sama ketika PK tiba, Jaggu (Anushka Sharma) yang India Hindu lagi ada hubungan “yang-yangan” Sarfaraz (Sushant Singh Rajput) yang Pakistan muslim. Hubungannya sudah diprediksi bubar sama seorang enterpreneur dukunisme bernama Tapasvi. Galaulah si Jaggu.

Sementara itu PK yang tak kunjung dapat nemu jawaban atas remotenya ini juga ikut-ikutan galau. Cuma di level spiritualitas yang beda. Jaggu galau pacar, PK galau Tuhan. Tuhan mana yang bisa menjawab di mana remote-nya? Lalu PK pun membongkar banyak keyakinan mapan untuk mempertanyakan. Kurang lebih PK nanya, “Kamu yang sok ceramah soal Tuhan itu emang kamu punya akses langsung ke nomor telpon-Nya?”

Dan begitulah premis film ini dibangun. Do we dial the right number?

Oke, my reviews, guys sedulur kabeh….

APIKE

Filmnya menghibur.  Jajaran castnya prima. Akting Aamir Khan nggak mengecewakan amat. Darimana pula ide alien  bugil ya? saya jadi inget adegannya Terminator (Sutradara James Cameron). Anoushka Sharma pun sexy dengan bibir (yang mungkin udah diphotoshop ama pisau bedah nggak tauk deh) juga cleavage-nya yang nauudzubillah indah merekah. Sanjay Dutt (tak kusangka-sangka) nongol dengan keren meski cuma sebagai peran pembantu. Gila! Aku kok bisa nggak ingat ama aktor India yang pertama kukenal ini.

Satu kalimat yang saya garis bawahi. PK mempertanyakan bagaimana mungkin manusia membela Tuhan? Semesta ini begitu besar dan bumi ini Cuma setitik kecil. Tuhan yang pastinya lebih besar dari alam semesta ini mau dibela oleh sekumpulan organisme yang kecil banget compared with all of the universe? Come on, guys…Tuhan tak mungkin dibela oleh manusia! Mungkin gitu kata hatinya PK.

O’owwww ini mulai sensitif yak! :D kalimat serupa pernah diucapkan Gus Dur dan langsung deh Gus Dur dikafirkan hehehe …Sudahlah….nggak usah mancing perkara lagi.

KURANGE

Horizon harapan saya begitu nanjak karena saya memang suka banget tema-tema spiritual dan agama. Begitu nonton saya langsung pasang muka lempeng…is that all? Mung ngono kuwi thok, guys? Mungkin saya terlalu berharap banyak.

Minusnya PK menurutku ada beberapa hal…

Pertama sosok si alien yang karakternya lebih mirip Forrest Gump. Mungkinkah di planet asalnya kemampuan mencerna majas bukan merupakan bagian dari kecerdasan? Soalnya nih si alien lugunya nggak ketulungan. Lihat aja! Betapa bingung dia nyari Tuhan yang “benar” di bumi. Bangsa alien yang mampu bikin UFO mirip awan kinton-nya Dragon Ball, ternyata bego banget dalam memahami  spiritualitas bumi hehehe…

Kedua kritiknya yang nanggung. Ia cuma ngritik pemberhalaan Tuhan dan agama di level permukaan sih. Simbol yang dipake di film ini kebanyakan juga jarang menyinggung umat yang itu. Itu. Ya..saya nggak enak ngomongnya karena saya bagian dari itu hehehe. Tapi saya paham. Karena umat yang itu (ya saya juga masuk) level lugunya mirip ama PK. Lugu tapi level kekerasannya mirip ama alien dari film Mars Attack-nya Tim Burton.  Daripada kena demo kan ya main aman aja…

So, kesimpulanhe gimanahe? Ki filmhe apikporahe? Piye karepe? (sorry lagi ngelatih bahasa India saya)


Well, it’s fun, good, entertaining but agak nanggung kalo ngritik. Tapi siapa tahu ada sekuelnya. PK tapi cewek....dan turun ke bumi bugil juga...(maunyaaaaaaa...)

Tontonlah PK…meski jogednya nggak sebanyak biasanya film India.

Artikel dengan kata kunci terkait:

Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Copyright © 2011.   JAVORA INSTITUTE - All Rights Reserved