ON THE JOB (Erik Matti, 2013)


Kesan saya terhadap film Filipina itu kayak kesan saya ama film kelas B Indonesia. Soalnya dulu saya nontonnya film-film Pinoy semi gitu sih hihihi apalagi yang ada Joyce Jimenez, Diana Zubiri, Angel Locsin. Ya di-skip-skip cuman buat liat cakepnya doang. Filipina dan Indonesia kayaknya emang mirip secara kultur dan infrastruktur. Pantes aja dulu The Year of Living Dangerously-nya Peter Weir syutingnya di Filipina. Pemandangan kumuh tepian Manila dalam film On The Job mirip banget sama tepian Jakarta yang marjinal. Tapi On The Job jelas bukan film kelas kacangan.

Daniel dan Tatang

Ceritanya seputar dua pembunuh bayaran, Mario alias Tatang dan Daniel. Tatang lebih senior sedangkan Daniel masih belajar dan sering ceroboh. Bagi Daniel, Tatang adalah mentor dan sosok ayah. Keduanya tinggal di sebuah penjara. Jika ada job menjagal, mereka akan dikeluarkan untuk sementara. Setelah tugas terlaksana, mereka balik lagi ke penjara. Dengan demikian nggak ada yang curiga.

Setelah keduanya dapat job membunuh seorang kriminal narkoba, suatu jaringan kejahatan tingkat tinggi mulai terbongkar. Ternyata puncak pengelola bisnis jagal ini adalah seorang jendral yang mau mencalonkan diri jadi senator. Sang Jendral mau bersih-bersih agar langkahnya lancar. Acosta adalah seorang polisi yang bertugas menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Ia makin depresi selain gara-gara pangkatnya nggak naik-naik, kasus yang ditanganinya tak kunjung selesai. Sampai seorang polisi muda bernama Coronel menggantikannya. Coronel sendiri bukannya tanpa beban masalah. Masalahnya mertuanya adalah anggota komgres yang juga sobat karib sang jendral.

Kembali ke Tatang dan Daniel. Sementara Daniel ingin sekali sejago Tatang, Tatang malah ingin pensiun. Tatang punya isteri yang semlohay dan anak perempuan yang sedang sekolah hukum. Keduanya adalah alasan Tatang ingin tobat. Tapi niat itu jadi kacau setelah ketahuan isteri Tatang selingkuh sama "tukang ledeng". Emang ini film bukan sekadar bicara soal konflik kriminal politik tingkat tinggi namun juga soal kesetiaan. Ada banyak pengkhianatan di film ini. On The Job adalah film neo noir dengan twist.

Selain gambar sinematik realitistis yang berhasil menangkap kesemrawutan yang "megah" di Manila, On The Job menyajikan cerita yang solid. Semua karakter di dalamnya tak bisa lepas dari cengkeraman intrik. Kita bisa menyimak mulai dari Tatang. Sebagai pria paruh baya yang mustinya menyemangati putrinya ujian skripsi, atau nganu istrinya yang semlohay, ia harus menerima kerjaan kotor dari tempat sampah. Sang jendral yang merupakan puncak tertinggi dari bisnis yang Tatang jalani, bersih melenggang ke tampuk kekuasaan. "Putang ina!" gitu kalo orang Filipina misuh. Saat mau insyaf pun eh ternyata isterinya Tatang malah main "pipa ledeng" pria lain.

Sementara itu, orang bersih macam Acosta tak bisa apa-apa sebagai polisi pangkat rendahan. Ada Coronel yang diharapkan bakal jadi pendobrak sendiri ternyata malah terpenjara dalam pangkatnya yang konon hasil negosiasi mertuanya. Salah sendiri jadi polisi idealis kok malah nikahin anak anggota DPR eh kongres. Setiap perbuatan dapat karmanya, setiap perjuangan ada konsekuensinya. Cepat atau lambat semua akan membayar.

Okay. Is this Filipino crime drama movie recommended? Inilah kesimpulan saya.

APIKE:
-Sinematografi noir yang menangkap sudut-sudut kumuh Filipina. Ada bau-bau filmnya Michael Mann gitu...perasaan saya sih.
-Performa casting yang kuat terutama Joel Torre sebagai Mario "Tatang" Maghari
-Cerita yang solid dan storytelling yang mengalir. Ndak ada drama-dramaan lebay.
-Beware of puting nongol dikit. Ada erotic scene but not that much. Padahal Filipina gudangnya model FHM kan ya?

KURANGE:
-Mungkin perlu aroma noir yang kuat lewat musik. Nha musiknya bagi saya ndak memorable. Padahal Filipina juga kandangnya suara bagus (kayak Indonesia).
-Saya merasa karakter Daniel (diperankan Gerald Anderson) kurang terbangun lebih banyak. Dia ini "anak magang" yang ambisi ingin sejago Tatang. Tapi proses belajarnya kurang terlihat. Mungkin karena harus berbagi layar sama karakter lain.
-Saya paling males nonton film yang dibintangin model. Udah suudzon dulu. Alih-alih sebagai polisi idealis, Piolo Pascual masih bawa gaya modelnya saat memerankan Coronel. Hanya naskah Erik Matti yang menyelamatkan karakternya.

So? Recommended or not? Bagi penggemar CRIME DRAMA apalagi NOIR, it's very RECOMMENDED.



Artikel dengan kata kunci terkait:

Bagikan artikel ini :

Post a Comment

 
Copyright © 2011.   JAVORA INSTITUTE - All Rights Reserved